Memorabilia
::irwan, dkk di wigwam
sepatu tua yang masih tersimpan di
lemari itu sering kau kunjungi sewaktu-waktu
bila seseorang tiba-tiba mengetuk
pintu dan sesekali mencoba bertamu
”aku selalu hadir untukmu, masuklah
kau akan kujamu,”
mereka datang memang untuk
berjumpa, melepaskan sepatu dan turut menyimpannya ke dalam lemari. kalian
bercakap-cakap dengan mesra, sesekali mereguk hangatnya kopi
”ah, masih kau simpan jua ranting
tak berbunga itu, ya. oh, betul, dia tidak akan pernah layu karena selalu
begitu dari dulu,”
sepasang sepatumu keluar dari
lemari dan mempertontonkan diri, berdansa dansi, tertawa hingga habis air
matanya. Talinya masih kuat terikat, hanya beberapa solnya saja yang sedikit
goyah
”dia narsis, ya, tetapi masih tetap
bersahaja. berapa lama dia huni lemarimu?”
kau tak dapat mengingatnya karena
sibuk dengan hidangan-hidangan hangat di atas meja. sementara di belakang,
ketel uap yang kau jerang terus berteriak teriak menunggu giliran.
sintraman, 4/2/2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar